Instalasi dan Hilirisasi Smart PLTS Berbasis IoT di Universitas Negeri Malang

Instalasi dan Hilirisasi Smart PLTS Berbasis IoT di Universitas Negeri Malang

    Terobosan baru ditelurkan Universitas Negeri Malang (UM),2022 lalu. Mereka menghasilkan pembangkit listrik tenaga suraya (PLTS) bertenaga 50 ribu kWp. Fasilitas itu bisa menekan biaya kebutuhan listrik gedung A19 IsDB hingga 15 persen.

   SEJAK awal 2022, Universitas Negeri Malang (UM) sudah merencanakan pembangunan PLTS. Akhirnya impian itu terealisasi pada bulan Agustus 2022, lantaran proposal pembangunan PLTS diterima oleh Kedaireka untuk dibiayai.

    ”Supaya memiliki manfaat, PLTS ini kami buatkan skema hibah agar ada dana bantuan dari Kemendikbud ristek,” kata Ketua Tim Pengusul Smart PLTS UM Prof Dr Nandang Mufti SSi MT. Dalam pengerjaannya, UM juga bermitra dengan PT Alfan Mechatronics Innovation (AMI). Itu juga sebagai salah satu syarat yang menunjukkan bahwa dalam kegiatan pembangunan PLTS tersebut, ada kerja sama antara Perguruan Tinggi (PT) dengan mitra lain.

        Sementara judul proposal yang dikirim oleh UM pada Kedaireka yakni: instalasi dan hilirisasi Smart PLTS berbasis IoT sebagai pusat penelitian dan pembelajaran energi baru PUI-PT CAMRY Universitas Negeri Malang.

       Dalam penyusunannya, Prof Nandang tak sendirian. Ada dua anggota pengusul lain yang ambil bagian. Yakni Aripriharta ST MT PhD, sebagai pengawas instalasi PLTS, pengarah lapangan, dan verifikator sistem PLTS. Juga ada Dr Muladi ST MT, sebagai pengarah sistem smart PLTS berbasis IoT, pengembangan teknologi smart PLTS bersama PT AMI.

    ”PLTS kami ini dibangun dalam skala besar, karena menghasilkan 50.000 kWp (kilowatt peak),” tambah dia. Di dalamnya, diterapkan dua sistem PLTS. Yang pertama yakni on grid, atau sistem PLTS yang berjalan tanpa baterai dengan daya 40 ribu kWp. Kedua yakni sistem off grid, atau sistem PLTS yang berjalan dengan baterai sebanyak 10 ribu kWp.

    ”Kami memulai pembangunan ini sejak bulan Oktober dan berakhir di Bulan Desember. Jadi kurang lebih tiga bulan kami merampungkan pembangunan ini,” papar dia. Letak PLTS itu berada di gedung kuliah bersama (GKB) IsDB UM A-19, yang langsung terkoneksi dengan laboratorium terpadu milik UM di lantai dua. Sedangkan solar panel PLTS terbentang di antara gedung A-19 dengan gedung A-20. Panjangnya hampir 40 meter. ”Secara total, dana yang dibutuhkan sekitar Rp 1.3 miliar untuk pembangunan ini,” kata Nandang. Sebanyak Rp 800 juta diperoleh dari dukungan Kemendikbudristek. Sisanya disokong oleh pihak mitra PT AMI bersama UM.

Facebook
Twitter
LinkedIn
WhatsApp

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *